CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 28 Maret 2012

Lirik Lagu 5 Bidadari Jadikan Aku Sahabatmu


Tiap waktu ingat aku
Tiap butuh kau datang menjemputku
Temani aku selalu ada di sisiku
Tiap saat kau bbm aku
Tiap detik kau selalu tanyakan
Apakah kabarku indahkah hari-hariku
Jangan jangan lagi kau rayu aku
Jangan jangan lagi kau kejar aku
Karena diriku kini sudah jadi milik yang lain
One two three four
Ku kan selalu temanimu, ku kan selalu dengarkanmu
Ku kan selalu menghiburmu tapi tapi takkan pernah bisa
Kau jadikan aku kekasihmu, kau jadikan aku pendampingmu
Kau jadikan aku pujaanmu, jadi jadikan aku sahabatmu
Tiap saat kau bbm aku
Tiap detik kau selalu tanyakan
Apakah kabarku indahkah hari-hariku
Jangan jangan lagi kau rayu aku
Jangan jangan lagi kau kejar aku
Karena diriku kini sudah jadi milik yang lain
One two three four
Ku kan selalu temanimu, ku kan selalu dengarkanmu
Ku kan selalu menghiburmu tapi tapi takkan pernah bisa
Kau jadikan aku kekasihmu, kau jadikan aku pendampingmu
Kau jadikan aku pujaanmu, jadi jadikan aku sahabatmu
Jangan jangan lagi kau rayu aku
Jangan jangan lagi kau kejar aku
Karena diriku kini sudah jadi milik yang lain
Yang lain, yang lain
One two three four
Ku kan selalu temanimu, ku kan selalu dengarkanmu
Ku kan selalu menghiburmu tapi tapi takkan pernah bisa
Kau jadikan aku kekasihmu, kau jadikan aku pendampingmu
Kau jadikan aku pujaanmu, jadi jadikan aku sahabatmu
Ku kan selalu temanimu, ku kan selalu dengarkanmu
Ku kan selalu menghiburmu tapi tapi takkan pernah bisa
Kau jadikan aku kekasihmu, kau jadikan aku pendampingmu
Kau jadikan aku pujaanmu, jadi jadikan aku sahabatmu
Jadi jadikan aku sahabat, jadi jadikan aku sahabatmu

Kasih Putih - Glenn

sedalam yg pernah kurasa
hasratku hanyalah untukmu
terukir manis
dalam renunganku jiwamu jiwaku menyatu
reff: biarkan kurasakan
hangatnya sentuhan kasihmu
bawa daku penuhiku
berilah diriku
kasih putih di hatiku
(kudatang padamu kekasihku)
kucurahkan isi jiwaku
hanya padamu
dalam air itu
kau bawa selamanya diriku
back to reff

:)

semua yang aku rasakan mungkin kau tak merasakannya aku ingin kau tahu betapa aku menyayangimu ku hibur diriku dgn kesibukanku tetapi apa tidak berhasil aku masih ingat kamu , apa mungkin kau ingat kepadaku dan itu TIDAK MUNGKIN dan hanya khayalanku dapat bersamamu lagi inila yang dapat aku rasakan terus menerus :') :'D

Lirik Lagu Mahadewa - Cinta Itu Buta

cinta itu ada pengorbanan, pengorbanan adalah cinta
cinta itu tangis dan tawa
cinta adalah hati, hati adalah cinta

cinta adalah kehidupan, kehidupan adalah cinta
cinta itu nikmat dan perih
cinta adalah nafsu, nafsu adalah cinta

cinta itu memang buta kalau tidak buta bukan cinta
cuma sekedar sayang
cinta itu 
tak perlu logika
cinta butuh perasaan
cinta tak butuh kenyataan

cinta itu adalah cemburu 
cemburu adalah cinta
cinta itu ruang dan waktu
cinta adalah hidup
hidup adalah cinta

cinta itu memang buta kalau tidak buta bukan cinta
cuma sekedar sayang
cinta tak perlu logika, cinta butuh perasaan cinta
tak butuh kenyataan

cinta itu adalah emosi, emosi adalah cinta
cinta itu sentuhan belaian
cinta adalah jatuh, jatuh adalah cinta

cinta itu memang buta kalau tidak buta bukan cinta
cuma sekedar sayang
cinta tak perlu logika, cinta butuh perasaan cinta
tak butuh kenyataan

cinta itu memang buta kalau tidak buta bukan cinta
cuma sekedar sayang
cinta tak perlu logika, cinta butuh perasaan cinta
tak butuh kenyataan
cinta itu pengorbanan, pengorbanan adalah cinta

Butiran Debu - Ramor

namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa untuk selamanya
namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa sepanjang usia
hingga tiba saatnya aku pun melihat
cintaku yang khianat, cintaku berkhianat
aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
aku tenggelam dalam lautan luka dalam
aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
aku tanpamu butiran debu
namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa untuk selamanya
namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa sepanjang usia
hingga tiba saatnya aku pun melihat
cintaku yang khianat, cintaku berkhianat ooh
menepi menepilah menjauh
semua yang terjadi di antara kita ooh
aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
aku tenggelam dalam lautan luka dalam
aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
aku tanpamu butiran debu
(aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
aku tenggelam dalam lautan) dalam luka dalam
aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
aku tanpamu butiran debu, aku tanpamu butiran debu
aku tanpamu butiran debu, aku tanpamu butiran debu

nothing

mungkin ini semua takdir kita untuk berpisah tapi jika memamg kau takdirku satukan cinta yang sudah kita jalanni selama ini aku hanya ingin menunggu dan menunggumu dan aku hanya ingin kau tahu kalau aku sangat menyayangimu dan mencintaimu kenapa kau tidak mengerti juga prasaan ini aku sudah mencoba melupakanmu tapi tetap saja tidak bisa kenapa harus begini! kau sudah bisa memilih wanita lain dan aku mencoba mencari yang lain tapi tetap saja hatiku terjatuh ke kamu :) ntah sekarang aku sudah menemukan yang baru tapui aku dan dia sudah berakhir karena alasan yang tiak pasti :) aku sayang sama dia dan aku sayang sama kamu mungkin aku hanya mengikuti alur saja seperti air yang terus mengalir begitu saja :')

Sabtu, 17 Maret 2012

sekarang

Hay gue Sri Riswari gue biasa dipanggil ayik ya gue skrg dduk dikelas 10 dan tepatnya gue sekolah di SMA Negeri 5 Palembang ya katanya si SMA terfavorite hmm gue seneng banget bisa sekolah disana , eh iya gue mau cerita ni siapa aja ya yang buka Blog saya baca ni , gue tipe cewek yang sangat cuek dgn semua hal dan gue kalau sudah ketemu degan handphone gue , gue bisa lupa daratan jadi kalo mau jalan sama gue maaf banget ya cugak , eh iya guru saya aja ada yang bilangin kalo gue ini sok cantik dan cuek tpi ya gue nggak ngerasa sok cantik , saya aja biasa2 aja gitu , gue nggak suka di tanya2 terlalu banyak karna bisa bikin saya luat ya dan gue kalo baru kenal gue nggak bnyak ngmng na kalo mau dket sama gue mudah banget asalkan kalian bisa membiasai ke guenya aja ya jadi bagi yang blm kenal saya jangan terlalu ngmngi saya dri belakang ya teman-teman :)

Aku Menunggumu


Afwan (maaf) Ukhti[1], semoga ini tidak melukai Anti [2] dan keluarga Anti . Ana [3] pikir sudah saatnya Ana memberi keputusan tentang “proses” kita. Ya…, seperti yang Antiketahui bahwa selama ini Ana telah berusaha melobi orang tua dengan beragam cara mulai dari memahamkan konsep nikah “versi” kita, memperkenalkan Anti pada mereka hingga melibatkan orang yang paling ayah percaya untuk membujuk ayah agar mengizinkan Ana untuk menikahi Anti .”
“Namun hingga sekarang nggak ada tanda-tanda mereka akan melunak, jadi menurutAna…, sebaiknya Ana mundur saja dari “proses” ini!” Dana diam sejenak untuk menunggu respon dari seberang, tapi hingga beberapa detik tidak ada tanggapan. “Perlu Anti ketahui bahwa orang tua Ana sebenarnya sudah tidak keberatan dengan Anti hanya saja Timing-mya (waktu) belum tepat. Ayah Ana khawatir Ana tidak mampu menafkahi Anti jika belum bekerja. Apalagi Anti juga masih kuliah. Jadi Ana rasa, ahsan (lebih baik) kita nggak komitmen dulu hingga keadaannya membaik! Anti nggak keberatan kan Ukhti?”
“Keberatan…? Alhamdulillah nggak! Namun kalau Ana boleh kasih saran, apa tidak lebih baik kalau kita terus melobi sambil tetap proses saja. Soalnya kan kita sudah mantap satu sama lain, nggak enak kalau mundur di saat seperti ini. Apalagi permasalahannya sudah mulai mengerucut ke arah ma’isyah (penghasilan) saja.
Anta [4] pasti masih ingat gimana sulitnya awal kita membujuk orang tua, rasanya semua kriteria kita ditolak. Segala keterbatasan kita jadi aib yang sangat besar, pokoknya semua jalan sepertinya sudah tertutup rapat. Namun kenyataannya hanya dalam waktu 2 minggu kita bisa menghilangkan semua syarat menjadi satu syarat saja: PEKERJAAN!”
Dini, gadis tegar itu akhirnya bicara juga. “Akhi [5]…,kita hanya tinggal selangkah, tetaplah ber-ikhtiar dan jangan putus asa. Bukankah Allah Maha membolak-balikkan hati?”
“Benar, Ana paham soal itu, Ana memang akan tetap melobi orang tua Ana, akan tetapi kalau kita terikat, Ana khawatir menghalangi Anti proses dengan ikhwan lain yang lebih selevel dibanding Ana. Lagi pula Ana khawatir tidak bisa menjaga hati”.
“Takut menghalagi Ana untuk proses dengan ikhwan lain? Itu kan urusan Allah bukan urusan Anta! Kewajiban Anta sekarang adalah berjuang mempertahankan sesuatu yangAnta sudah mantap dengannya. Hasil istikharah itu nggak mungkin salah. Tinggal bagaimana cara kita mengaplikasikannya saja.”
Hening sejenak….
“Ya….tapi kalau memang Akhi sudah merasa syak (ragu) terhadap Ana dan mantap untuk mundur, Alhamdulillah. InsyaAllah Ana akan dukung sepenuhnya”.
“Nggak!!” Reflek Dana berteriak.
Astaghfirullahaladzim, Afwan (maaf) maksud AnaAna sama dengan keluarga Ana sudah tidak syak pada Anti , kami sangat menyukai Anti dan keluarga Anti . Selain itu Ana juga takut perasaan ini semakin mendalam, Ana ini hanya hamba yang dhaif (lemah) yang masih kesulitan mengekang hawa nafsu”.
Dana berhenti lagi, dadanya terasa sesak, air matanya mengalir semakin deras. Jauh di dalam hatinya, sesungguhnya ia merasa malu pada Allah atas kelalaiannya, jatuh cinta!
“Halo…!!” Dini merasa Dana diam terlalu lama. Dia tidak tahu kalau pemuda itu sedang menangis. Tapi dia mengerti apa yang sedang terjadi padanya. “Ya udah…, kalau begitu sekarang kita sepakat untuk membatalkan “proses” ini!!! Setelah ini insyaallah kita tidak akan lagi berhubungan kecuali untuk keperluan syar’i yang sangat darurat, iya kan?”
Dini sengaja memberi jeda agar Dana bicara, tapi ikhwan itu memilih terus diam “Akhi …kita tetap baik ya! Hubungan dengan keluarga harus tetap dijaga, jangan suudzdzon pada ayah dan bunda karena bisa jadi keputusan mereka adalah salah satu dari jalan Allah untuk menguji kita”. Dini berhenti lagi tapi Dana masih enggan berkomentar.
“Laa Tahzan, ya Akhi …, insyaallah kalau kita niatkan semuanya demi keridhaan Allah, maka Dia akan mencatat bagi kita pahala yang besar. Afwan jika selama proses ta’aruf ini…Ana, teman-teman, dan keluarga Ana banyak melakukan kekhilafan. Ana mewakili mereka dan diri Ana sendiri untuk memohon maaf pada Anta. Bersabarlah karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar…” Samar, Dini mendengar isak tangis di seberang. Dia nyaris tidak percaya…

Ayah..Engkau Lebih Berharga Dari Uang Itu..


Salah satu da’i berkata, “Ada seorang laki-laki memiliki hutang, dan pada suatu hari datanglah kepadanya pemilik hutang, kemudian mengetuk pintunya. Selanjutnya salah seorang putranya membukakan pintu untuknya. Dengan tiba-tiba, orang itu mendorong masuk tanpa salam dan penghormatan, lalu memegang kerah baju pemilik rumah seraya berkata kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah, bayar hutang-hutangmu, sungguh aku telah bersabar lebih dari seharusnya, kesabaranku sekarang telah habis, sekarang kamu lihat apa yang kulakukan terhadapmu hai laki-laki?!
Pada saat itulah sang anak ikut campur, sementara air mata mengalir dari kedua matanya saat dia melihat ayahandanya ada pada kondisi terhina seperti itu.
Dia berkata,”Berapa hutang yang harus di bayar ayahku?’
Dia menjawab,”Tujuh puluh ribu real.”
Berkata sang anak,”Lepaskan ayahku, tenanglah, bergembiralah, semua akan beres.”
Lalu masuklah sang anak kekamarnya, dimana dia telah mengumpulkan sejumlah uang yang bernilai 27 ribu Real dari gajinya untuk hari pernikahan yang tengah ditunggunya. Akan tetapi dia lebih mementingkan ayahanda dan hutangnya daripada membiarkan uang itu di lemari pakaiannya. Sang anak masuk ke ruangan lantas berkata kepada pemilik hutang, “Ini pembayaran dari hutang ayahku, nilainya 27 ribu Real, nanti akan datang rizki, dan akan kami lunasi sisanya segera dalam waktu dekat Insya Allah.”
Di saat itulah, sang ayah menangis dan meminta kepada lelaki itu untuk mengembalikan uang itu kepada putranya, karena ia membutuhkannya, dan dia tidak punya dosa dalam hal ini. Sang anak memaksa agar lelaki itu mengambil uangnya. Lalu melepas kepergian lelaki itu di pintu sambil meminta darinya agar tidak menagih ayahnya, dan hendaknya dia meminta sisa hutang itu kepadanya secara pribadi.
Kemudian sang anak mendatangi ayahnya, mencium keningnya seraya berkata, “Ayah, kedudukan ayah lebih besar dari uang itu, segala sesuatu akan diganti jika Allah azza wa jalla memanjangkan usia kita, dan menganugerahi kita dengan kesehatan dan ‘afiyah. Saya tidak tahan melihat kejadian tadi, seandainya saya memiliki segala tanggungan yang wajib ayah bayar, pastilah saya akan membayarkan kepadanya, dan saya tidak mau melihat ada air mata yang jatuh dari kedua mata ayah di atas jenggot ayah yang suci ini.”
Lantas sang ayah pun memeluk putranya, sembari sesegukan karena tangisan haru, menciumnya seraya berkata, “Mudah-mudahan Allah meridhai dan memberikan taufiq kepadamu wahai anakku, serta merealisasikan segala cita-citamu.”
Pada hari berikutnya, saat sang anak sedang asyik melaksanakan tugas pekerjaannya, salah seorang sahabatnya yang sudah lama tidak dilihatnya datang menziarahinya. Setelah mengucapkan salam dan bertanya tentang keadaannya, sahabat tadi bertanya,
“Akhi (saudaraku), kemarin, salah seorang manajer perusahaan memintaku untuk mencarikan seorang laki-laki muslim, terpercaya lagi memiliki akhlak mulia yang juga memiliki kemampuan menjalankan usaha. Aku tidak menemukan seorang pun yang kukenal dengan kriteria-kriteria itu kecuali kamu. Maka apa pendapatmu jika kita pergi bersama untuk menemuinya sore ini?”
Maka berbinar-binarlah wajah sang anak dengan kebahagiaan, seraya berkata,
“Mudah-mudahan ini adalah do’a ayah, Allah azza wa jalla telah mengabulkannya.”
Maka dia pun banyak memuji Allah azza wa jalla. Pada waktu pertemuan di sore harinya, tidaklah manajer tersebut melihat kecuali dia merasa tenang dan sangat percaya kepadanya, dan berkata,
“Inilah laki-laki yang tengah kucari.”
Lalu dia bertanya kepada sang anak, “Berapa gajimu?”
Dia menjawab, “Mendekati 5 ribu Real.”
Dia berkata, “Pergi besok pagi, sampaikan surat pengunduran dirimu, gajimu 15 ribu Real, bonus 10% dari laba, dua kali gaji sebagai tempat dan mobil, dan enam bulan gaji akan di bayarkan untuk memperbaiki keadaanmu.”
Tidaklah pemuda itu mendengarnya, hingga dia menangis sambil berkata, “Bergembiralah wahai ayahku.”
Manajer pun bertanya kepadanya tentang sebab tangisannya. Maka pemuda itu pun menceritakan apa yang telah terjadi dua hari sebelumnya. Maka manajer itu pun memerintahkan untuk melunasi hutang-hutang ayahnya. Adalah hasil dari labanya pada tahun pertama, tidak kurang dari setengah milyar Real Berbakti kepada kedua orang tua adalah bagian dari ketaatan terbesar, dan bentuk taqarrub kepada Allah azza wa jalla yang teragung.
Dengan berbakti kepada keduanya rahmat-rahmat akan diturunkan, segala kesukaran akan disingkapkan. Dan Allah azza wa jalla telah mengaitkan antara berbakti kepada kedua orang tua dengan tauhid, Allah azza wa jalla berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang dari keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” [QS. Al Israa’. 23]
Di dalam shahihahin, dari hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Amal mana yang paling dicintai oleh Allah?” Maka beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Kukatakan lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Kukatakan, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” [HR.al Bukhari & Muslim]
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Akan datang atas kalian Uwais bin ‘Amir bersama dengan penduduk Yaman dari Murad kemudian dari Qorn. Dulu dia kena penyakit sopak, kemudian sembuh darinya kecuali selebar koin uang dirham. Dia punya seorang ibu yang dulu dia berbakti kepadanya. Seandainya dia bersumpah atas nama Allah, pastilah akan dipenuhiNya. Maka jika kamu mampu dia beristighfar untukmu, maka lakukanlah.” [HR. Muslim]
Ini pula Hiwah bin Syuraih, dia adalah salah seorang Imam kaum muslimin dan ulama yang terkenal. Dia duduk pada halaqohnya mengajar manusia. Berbagai thalib (penuntut ilmu) datang kepadanya dari segenap tempat untuk mendengar darinya. Maka suatu ketika ibunya berkata kepadanya, saat dia berada di tengah-tengah muridnya, “Berdirilah wahai Hiwah, beri makan ayam.” Maka dia pun berdiri dan meninggalkan kajian.
Ketahuilah wahai saudaraku yang tercinta, bahwasanya termasuk pintu-pintu sorga adalah Babul Walid (Pintu berbakti kepada orang tua). Maka janganlah kehilangan pintu tersebut, bersungguh-sungguhlah dalam menaati kedua orang tuamu. Demi Allah, baktimu terhadap keduanya termasuk diantara sebab-sebab kebahagiaanmu di dunia akhirat.
Aku memohon kepada Allah azza wa jalla agar memberikan taufik kepadaku dan seluruh kaum muslimin untuk berbakti kepada kedua orang tua dan berbuat baik kepada keduanya. Wallahu a`lam